Adella Febryanz

Rasa-rasanya hari ini lelah sekali, jari-jariku merengek ketika diharuskan bergerak menekan tombol keyboard berjam-jam tanpa henti untuk menyelesaikan laporan pekerjaan yang kian menumpuk juga untuk mengerjakan naskah yang harus ku selesaikan tahun ini sesegera mungkin. Sampai di rumah, aku tak langsung bergegas mandi untuk sekadar menghilangkan bau asam yang menempel di tubuhku. Ah, untuk kali ini aku tak peduli! Aku langsung membuka si ‘ black’ (nama panggilan notebook kesayanganku) dan berniat membuka surel yang siapa tahu ada suatu kabar dari penerbit perihal buku karyaku yang akan naik cetak di tahun depan. Nyatanya, aku tak menemukan pesan baru dari penerbit. Tapi tunggu... aku menemukan sebuah pesan dengan nama si pengirim yang lumayan familiar di kepalaku. Setelah memoriku jungkir balik dan menelusuri nama yang tak asing itu, aku mendapatkan kesimpulan; bahwa si pengirim surel ini adalah.... pria yang ku temui pekan lalu. Yang ku kenali sebagai teman dekatku se