Adella Febryanz

Terkadang Cinta sering kali berlabuh di tempat yang salah. Tapi apakah kedua tempat itu masih salah saat sudah dipersatukan? Hubungan kadang serumit itu. Bukan karena cintanya yang kedaluarsa, tapi ego kita yang tak bisa membendung kejenuhan saat menjalani suatu kisah.   Minggu lalu, ada temanku yang membuang airmatanya di bahu kananku yang juga sangat lelah. Dia menangis tak karuan, mulutnya tak bisa berkata saat ku tanya "kenapa?" dia hanya membuka handphonenya lalu memperlihatkan sebuah pesan yang menurutku cukup menyakitkan. Akhirnya, dia bercerita tentang bagaimana airmata itu sampai jatuh , semua dia jelaskan, bahkan aku tahu persis bagaimana hubungan temanku dengan kekasihnya itu. Mereka adalah pasangan serasi, yang bertahun-tahun saling menyayangi. Dan kisah itu, akan ku ceritakan disini dengan nama yang berbeda. Untuk temanku, yang sedang mengeringkan airmatanya.    Tepat pada pukul 00.00 wib. Saat tengah malam, Tifan memberikan kejutan untuk kekasihnya itu.

Masih dengan cerita kemarin. Tentang aku, kamu dan perasaan ini. Mungkin kau tidak akan pernah melihat atau membaca tulisan ku yang tak begitu penting ini. Tapi asal kamu tahu...   Beberapa hari ini aku sedang mencoba melupakan semua tentang kita. Semua cerita kita. Bahkan semua perasaan yang kita punya. Terutama untuk aku! Aku tak ingin lagi berlama-lama menahan rasa sakit dengan cinta sendirian. Aku tak ingin terus bertahan dengan berjuang sendirian. Aku ingin lupa.  Beberapa hari ini, aku mencoba untuk tidak mengharapkan semacam kabar/chat darimu. Tidak mencari tahu tentang dirimu atau melihat dirimu disekitar sudut sekolah yang selalu mondar-mandir seperti orang yang sedang mencari sesuatu. Ya, aku tahu itu kesibukanmu. Dan asal kamu tahu, beberapa hari ini aku ingin bersikap biasa saja seperti sebelum perasaan itu datang.  Tapi asal kamu tahu juga, aku menahan rindu dengan hebatnya. Aku menahan luka dengan sangat gilanya. Dan aku tak bisa berpura-pura untuk melupaka