Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

"BLOOD STONE"

Sudah tiga puluh satu hari Rea menempati rumah tua itu. Bersama ibunya, adik kecil perempuannya, dan juga ayah tirinya. Keterpaksaan adalah satu-satunya alasan keluarga mereka untuk menetap rumah yang konon katanya enggan untuk ditempati oleh manusia seperti mereka. Rumput yang dibiarkan menjulang tinggi kini sudah tidak terlihat lagi di halaman rumahnya, begitu pula dengan sarang laba-laba yang amat banyak yang membuat rumah tua itu terlihat seram dan memang tidak terurus oleh si pemilik rumah sebelumnya. Perasaan takut pernah menghantuinya, apalagi dengan ibu yang sering ditinggal di rumah sendirian bila ia sedang kuliah atau ayahnya yang setiap hari pulang malam untuk bekerja. Semenjak usaha painting ayah tirinya bangkrut, keluarga mereka mau tak mau harus pindah rumah dan semua hartanya terkuras habis untuk membayar utang-utang kepada bank atau kepada para renternir yang menagih dengan kejam. Alhasil, mereka tinggal di rumah tua berwarna abu dengan corak tribal dibagian ka