Langsung ke konten utama

#CeritaSingkat "SOMEDAY"

Setelah semua tahu, aku mengerti bahwasannya cinta memang tak harus meyakinkan , tentang bagaimana pengorbanan. Perjuangan. Dan kepedihan. Semuanya menghasilkan luka. Saat pria yang baru saja memberikan sayap untukku , tiba-tiba ia mematahkan sayap itu dengan sendirinya. Padahal, aku baru saja ingin terbang, ingin menjadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya. Karena setiap malam, kami berbincang tanpa tahu apa yang kami rasakan. Tidak dengan suara, tapi dengan sebuah kalimat yang cukup menjemukan. Tapi entah kenapa, semua kalimat yang Ia utarakan cukup membuat hatiku menari-nari tak karuan. Seperti banyak kupu-kupu yang terbang disana. Singkat tapi indah.
 
   Jika aku bandingkan ia dengan laki-laki yang sedang berjuang keras untukku, yang sedang memperlihatkan kelebihannya kepadaku. Aku tetap padanya. Walau percakapan ia jauh berbeda dengan laki-laki yang mencintaiku saat ini. Karena aku tahu, ini perasaan. Kadang di balas, kadang juga tidak. Aku masih buta dengan kecintaan ini, sampai aku lupa caranya untuk menghargai orang yang telah berjuang untukku.
    Sebulan, dua bulan. Perasaan ini tetap sama. Entah perasaan suka atau lebih dari itu. Jujur, aku perempuan yang sulit jatuh cinta, sulit untuk memberikan rasa kepada siapa pun. Tapi ketika aku jatuh cinta, aku mencintai orang yang salah. Dia memang menghargaiku, memberikan sebuah ungkapan yang sampai saat ini sulit untuk aku pahami. Dia terlalu misterius. Dingin. Bahkan aku tak bisa mendefinisikan perasaannya kepadaku. Semua perasaan , sudah aku ungkapkan. Tak ada kebohongan yang aku sembunyikan. Karena aku lelah, lelah untuk menyimpan semuanya. Tapi , ketika ku beritahu semuanya, rasa nya hati ini penuh dengan seribu pertanyaan yang cukup menakutiku untuk terus segera menanyakan padanya. Hanya satu yang ingin aku tanyakan. " Apakah kau mencintaiku juga?" satu kalimat dari inti semua pertanyaan yang terngiang di kepala ku. Tapi semua pertanyaan itu banyak menyimpan resiko. Dua hal yang aku takutkan.
Aku takut dia tak punya perasaan yang sama.
Jika ku tahu, aku ingin tahu semua tentangnya, dan semua rasa penasarannya berubah menjadi kehilangan.
akhirnya aku mengungkapkan semuanya, memberitahu bahwa dialah yang selama ini mampu membukakan hatiku setelah lama terkunci dari pintu keterpurukan.
Benar saja, dua hal yang aku takutkan itu terjadi. Dia tak memiliki rasa yang sama. Dan dia kehilangan rasa penasarannya terhadapku.

  mungkin benar kata-kata yang diucapkan di dalam film yang baru saja hangat di pikiranku, saat cintanya bertepuk sebelah tangan. Ia mengatakan "Trus, Kenapa Tuhan Ciptain Hati, Kalo Cuma Untuk di Patahin kaya gini?' Jelas, kata itu terserap bak seperti karang hitam yang menusuk tajam. Semenjak aku tahu perasaan ku tak sama, aku kembali bertanya-tanya kepada hatiku. Untuk apa aku memperjuangkan seseorang yang tak memiliki perasaan yang sama? Jawabannya, aku harus melupakan. Aku harus kembali ke titik awal, yang dimana semua tak serumit ini. Aku tak perlu lagi menyanyikan lagu "Enchanted-Taylor Swifth" yang selalu kami dengar. Aku tak perlu khawatir lagi untuk mengatakan "Please, Don't be in Love with Someone else" . Karena aku harus tidak perduli lagi pada siapa dia akan jatuh cinta. Kini, aku berusaha untuk menjadi wanita yang tak punya rasa.
Saat cintaku tak lagi sama, saat apa yang ku rasakan berbeda dengannya.
Aku bercerita pada Tuhan kala itu, malam itu juga. Saat semua perasaan terkoyak habis karena ketiadaan. Aku bingung, harus bercerita pada siapa? Dan aku hanya bisa bersujud kepada-Nya tentang bagaimana perasaan ini harus dilupakan.

Karena melupakan tidak semudah mengembalikan telapak tangan. Semua pertanyaanku sudah usai. Aku takperlu  lagi menunggunya untuk sekedar chat di malam hari. Aku tak usah bersusah payah untuk tahu tentang dirinya, dan aku tak usah membiarkan mataku terus melihatnya. Tak usah. Kembali lagi aku menyibukkan diri untuk bisa melupakannya, dan memfokuskan tujuanku untuk kembali berkarya.
Seperti lirik dalam lagu yang kini menjadi favoritku kini  "someday". Dalam lagu itu aku harus melupakan semua yang membuat waktuku terbuang percuma.

" someday you're gonna realize .. i'll be happy somewhere"  karena suatu saat kau akan menyadari. Aku akan bahagia di suatu tempat. Tanpa harus memikirkanmu dan tanpa perduli lagi tentang dirimu. Namun, aku tak pernah membuat rasa cinta ini menjadi benci. Tidak! Karena aku tahu , bagaimanapun kau menolaknya ... cinta akan tetap berada disana. Ya, walaupun dengan perasaan yang tidak sama.

"I know, you don't really see my worth"
"You think your the last guy on earth" aku kira, kamu adalah laki-laki terakhir berada di bumi. Tapi nyatanya, masih ada laki-laki yang belum siap melambaikan tangannya untuk menunggu.
"Cause  , someday someones' gonna love me" karena suatu saat, akan ada seseorang yang mencintaiku. Dan saat itu aku tak lagi membutuhkanmu.
" someday someone's gonna take your place" dan akan ada seseorang yang akan menggantikan posisimu. Karena suatu hari nanti, air mata ini akan mengering dan aku tak perlu menangis lagi. Karena Tuhan memang selalu punya rencana yang indah di setiap kisah yang kelam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Broken Home (Curahan hati Anakmu)

Entah sampai kapan,aku akan bergelayut dalam cerita yang menyedihkan. Sebagai anak, aku hanya bisa mengabdi dan berbakti pada kedua orang tuaku. Aku menyayanginya lebih dari apapun. aku mencintai mereka lebih dari yang mereka tahu! Dan tentunya, aku tak ingin kehilangan mereka.   Aku kehikangan kasih sayang, kehilangan perhatian dan tentunya kehilangan sosok figur ayah yang dari sejak dini beliau meninggalkanku. "PERCERAIAN' satu kata yang enggan sekali untuk aku ceritakan. aku benci dengan kata itu! Kata yang membuatku merasa menderita sebagai anak. Yaa, aku sebagai anak hanya menjadi korban dari pelampiasan pertengkaran hebat yang selalu mereka pertontonkan di depan anak-anaknya. Sebagai anak, aku bisa apa? Melerai? Tapi di ceramahi. Pergi? Tapi tak bisa. Lapor satpol pp?kan gak mungkin.   Hanya pertengkaran demi pertengkaran yang mereka lakukan. Hanya karena hal sepele dan ego yang tinggi untuk saling berargumen membuat pertengkaran itu semakin mengerikan. Aku hanya bi...

Pantaskah Kau Kupanggil Ayah?

      Mempunyai keluarga yang lengkap itu sungguh sangat beruntung. Tapi,tak setiap orang bisa memiliki keberuntungan itu. Seperti aku, hanya bisa meratapi apa arti sebuah keluarga, apa makna dari sebuah kasih sayang dan bagaimana semuanya itu disatukan dengan kebersamaan.   Tepat pada usiaku 4 tahun, keceriaan dan kebahagiaan mulai memudar dan bahkan hilang. Karena kebiasaan buruk Ayahku yang sering berjudi dan meminum-minuman barang haram seperti alkohol, membuat keputusan Ibu semakin bulat untuk "bercerai" dengan Ayah. Kala itu , aku tidak tahu apa-apa tentang semuanya, tentang bagaimana kami harus tinggal beda atap dan tidak bersama lagi. Bahkan sampai bertahun-tahun kami tidak pernah bertemu. Dan sampai akhirnya, Ibu kembali menikah dengan laki-laki lain yang berbeda keyakinan dengan kami. Semula perkawinan ini baik-baik saja, bahkan Ayah tiriku ini sangat memperlakukan ku dengan baik seperti anaknya sendiri. Tapi aku belum bisa memanggilnya "Ayah". Entahlah...

" Hujan diatas Rindu "

Kepada setiap Hujan yang menjelma sebagai kenangan. Kepada setiap Angin yang menyeruak bagaikan Ingatan. Kepada Tetesan Air yang menguap mengukir nama kita. Dan kepada setiap Nafas yang mengalir menyebut nama dalam Doa.  Untuk kesekian kalinya, aku mengulang kembali tulisan ini yang sempat hilang dalam folder dokumenku. Bahkan ide-ide ku yang lama sempat terhapus dalam imajinasi liar yang mungkin terhempas angin. Dan dengan kesungguhan hati, Tuhan masih mau memberikan Anugerah padaku untuk menulis ulang kembali cerita dan kalimat-kalimat absurd ini. Dengan rasa Rindu, Hati yang gemetar, dan jantung yang berdegup kencang, aku menulis Sajak ini dibawah Hujan dalam rasa kerinduan. Dan ku persembahkan Tulisan ini, kepada kalian yang sedang merindu akan sosoknya yang entah kemana. Meskipun jiwa kalian tetap berada, namun kesunyian masih saja menghantui di setiap harapan dalam senyum saat berpapasan. Sajak pertama, aku tulis saat Langit sudah tak sebiru kemarin, saat Angi...