Semua masalah kemanusiaan berasal dari ketidakmampuan manusia untuk duduk sendirian di sebuah ruangan - Blaise Pascal Pernah suatu waktu, aku merasa dunia selalu menjadikanku pecundang sebagai penghuninya. segala masalah ku lewati dengan penuh air mata juga tamparan keras hidup yang mencekik-ku sewaktu-waktu. Aku pernah merasa menjadi orang yang paling sial di muka bumi, aku pernah merasa menjadi seorang paling berduka di tanah leluhur. Aku pernah merasa menjadi seorang yang bodoh ketika menghadapi cinta. aku merasa dipecundangi dunia dan seisinya! dan kau tahu? pernyataan itu membuatku semakin menjadi orang yang lemah, dungu, dan tolol karena berpikir bahwa akulah satu-satunya orang yang teraniya karena nasib maupun takdir. Kemudian aku berjalan keluar, meninggalkan kamar yang di penuhi tisu yang berserakan dan setumpuk kekecewaan yang ku lempar pada atap-atap rumah mengerikan. berkali-kali aku berkata "mengapa harus aku? aku dan aku? yang mengalami semua?" pe
Kepada Tuan Masa Lalu, Hari ini aku menulis untukmu. setelah seratus dua puluh empat hari kau tak lagi ku lihat. mereka bertanya kepadaku, kala senja menyapa di ujung barat dan mempertanyakan bagaimana mungkin kau dan aku tak lagi bersama? Aku tersenyum, tertawa pelan bersama angin yang membawaku pergi ke tempat biasa kau dan aku menghabiskan waktu. daun-daun berjatuhan, melepas diri dari rantingnya, sekumpulan awan berpencar, melepaskan diri dari kawanannya, dan begitu juga dengan kau dan aku. yang harus melarikan diri dari ranjau luka yang semakin hari semakin menyakiti. Kedua tangan ini tak bisa lagi untuk kau genggam, segenap tubuh ini tak bisa lagi untuk kau peluk. juga semerbak harummu yang tak lagi ku cium lagi dan lagi. Adakah cara lain untuk bisa menghapusmu dari pikiranku? kepalaku sudah penuh oleh riwayat hidupmu yang telah menjajaki bagian dari segala hidupku. Jujur, aku rindu pada kita. Kita yang tak pernah bertengkar hebat karena apapun kec